Selasa, 03 April 2012

Kado Tercantik (Sepenggal Cerita Sebelum Saat Itu)



Publikasi: 18/03/2003 09:24 WIB
eramuslim - Tak pernah kulihat sebelumnya, kado secantik ini. Entah dari mana datangnya, aku tak peduli, karena yang pasti kado itu akan menjadi milikku. Sungguh aku tak bisa bercerita kepada Anda perasaan yang menderu saat pertama kali ditawari untuk menerima kado tersebut. Seseorang dengan ikhlas sepenuh hati akan menyerahkannya kepadaku, hari ini.
Melihat bungkusnya yang indah berwarna putih dengan motif bunga-bunga kecil merah jambu, tak salah penilaianku, kado itu memang teramat cantik. Yang kutahu, tidak hanya hari ini ianya berbungkus seindah itu, setiap hari, setiap waktu, selalu terbungkus rapih. Isinya? Jangan pernah tanyakan kepadaku, karena aku, juga orang lain tak pernah tahu apa dan bagaimana rupa isinya. Jangankan tersentuh, terlihat pun tak. Terutama oleh orang-orang yang memang terlarang untuk melihatnya. Seistimewa apakah kado itu? Sehingga tak seorangpun pernah melihat kado cantik ini? Dan seistimewa apa diriku ini sehingga seseorang berkenan mempercayakannya kepadaku?
Terbayang dari bungkusnya, yang setiap saat selalu terlihat rapi dan terjaga dengan baik, yang tak tersentuh kecuali oleh yang berhak menyentuhnya, aku yakin, isi dan rupa didalamnya, jauh lebih indah dari cantik bungkusnya. Kumengerti, kalaulah kado itu mampu sedemikian cantiknya terjaga kulit luarnya, bagaimana lagi aku meragukannya tak senantiasa diperindah rupa dalamnya, juga inti terdalam dari semua isinya, yang sejujurnya, adalah hal terpenting dari semua kecantikan sesuatu. Maaf, aku tak bisa mengajak Anda ikut membayangkan indah rupa isinya, dan kalaupun aku tahu Anda mencoba melakukannya, sebaiknya Anda berhadapan denganku. Kado tercantik itu milikku, akan kujaga ia dan takkan kubiarkan orang lain ikut menikmatinya, meskipun sekedar membayangkan.
Ingin sekali kucari pita pembuka kado yang biasanya berwarna merah, agar segera kusingkap isinya. Tapi satu hal mengganjalku, masih tersisa beberapa saat agar aku benar-benar mendapatkan izin untuk membukanya. Bahkan, lebih dari itu (sensor by redaksi). Harus kutunggu pemiliknya, yang menjaganya, dan merawatnya selama ini benar-benar menyerahkannya kepadaku dalam satu upacara sakral. Kenapa sedemikian sakral? Sesuatu yang cantik nan suci harus diserahkan dalam koridor keagungan yang juga suci, itu jawabnya. Tak apalah, sebagai satu jalan untuk tetap mensucikan diriku, juga kado cantik itu, wajib kujalani upacara sakral itu.
Aku berjanji, setelah kuterima dalam kharibaanku kado tersebut, akan kujaga, kurawat, kuperlakukan ianya agar tetap menjadi kado tercantik, terindah, terbaik, terbagus, selamanya. Sampai tak ada lagi yang membuatku harus melirik kado-kado diluar yang terkadang hanya bagus dan cantik bungkusnya.
Dan kamu tahu dik, kamulah kado tercantik itu ... (Bayu Gautama)








Surat Yang Tak Pernah Terkirim
Publikasi: 21/02/2003 08:53 WIB
eramuslim - Disini saya akan bersaya dan kamu. Saya juga bingung mau menulis apa, Lebih baik saya bercerita dulu. Pernah suatu saat, ada di saat saya begitu sangat membutuhkan pertolongan Allah. Yaitu ketika saya baru sembuh dari sakit (operasi). Saya mulai masuk kerja lagi setelah hampir sebulan saya berlibur di rumah sakit dan di rumah.
Dari sakit itu saya sadar bahwa sehat itu adalah nikmat Allah yang besar yang diberikan ke hamba-Nya. Saya pernah merasakan tidak bisa berjalan, memakai 2 buah Kruk di tangan kanan dan kiri saya, kemudian berangsur-angsur saya hanya memakai satu buah kruk, kemudian akhirnya saya bisa melepas kruk saya dan kembali bekerja, walaupun belum terlalu sembuh benar. Saya masih sering jalan terpincang-pincang karena rasa nyeri itu masih ada.
Pada saat itulah dimana saya menahan rasa nyeri itu, pekerjaan menumpuk ada gangguan-gangguan luar lain yang sebetulnya lebih mengganggu saya dari dua hal pertama yang disebutkan tadi. Kamu mau tahu apa?....,
Jawabannya simple dan sederhana, Ada beberapa teman lelaki yang mendekati saya. Kamu pasti bingung... kok begitu saja pusing?, tapi hal itu membuat saya pusing. Saya tidak tahu maksud mereka apa, Saya tau dari cara mereka, mereka suka pada saya, tapi saya ingin sesuatu yang serius dan jelas. Karena saya bukan tipe orang yang senang didekati kalau maksudnya tidak jelas. Saya bukan orang yang senang di miss call sampai 3 kali ketika makan siang, di kirim sms yang sengaja di panjang-panjangkan topiknya, yang di telpon tiap hari sekedar untuk curhat, yang dikirimi email tentang cinta tapi saya tidak tau cintanya untuk siapa. Said I miss U in Offline Message. Hal-hal itu semua yang membuat saya pusing.
Hingga suatu saat di puncak rasa kesal dan gundah saya, ketika itu Jum'at pulang dari bekerja lelah, kaki sakit, dan hati yang tidak menentu. Selesai Sholat saya berdo'a. Do'anya sederhana, kalau tidak salah begini "Ya Allah, dinda dicariin sama yang mau sama dinda aja deh Ya Allah". Do'anya lucu ya?... berkesan agak tidak serius, tapi itu benar benar dipuncak rasa lelah saya menghadapi masalah itu. Kemudian saya tidur untuk menghilangkan kesal dan gundah saya. Masih terlalu sore sebenarnya untuk tidur, sekitar jam setengah 8 malam.
Sekitar jam 9 malam telepon rumah berdering, Mama memanggil saya, ternyata itu telpon buat saya. Ternyata ini dari adik tingkat saya, seorang muslimah yang sudah lama tidak bertemu. Saya bingung ada apa tiba-tiba dia menelpon saya. Ternyata ada pada titik klimaks dia bilang "Kak Dinda... ini ada amanah... ada yang ngajakin Ta'aruf". ... Deg saya hampir tidak percaya begitu cepat do'a saya terkabul. Do'a yang seperti main-main...
Akhirnya dalam waktu 2 minggu Allah seperti memberikan kesempatan saya untuk memilih... saya mendapat beberapa tawaran yang serius -tawaran pertama, ketika malam saya berdo'a- tawaran ke dua dari temannya teman kantor saya- tawaran ke tiga dari seorang guru ngaji pria. Saya lalui hari-hari saya dengan berfikir dan memutuskan. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak menerima mereka. Sebetulnya saya ingin sekali menerima mereka, tetapi ada beberapa hal yang menghalangi.
Dari sang pria masih bekerja di Bank, perbedaan prinsip, papa saya yang kurang setuju (biasanya papa saya yang ikut membaca setiap biodata yang masuk, karena papa adalah wali saya, siapa yang menikah dengan saya, berarti akan jadi anak papa juga). pendek kata ada hal-hal yang mengalangi saya untuk terus melangkah.
Masih dalam satu periode itu tak beberapa lama saya di telpon oleh Adi teman kamu dan juga teman saya. Bahwa ada seorang temannya (kamu) yang mencari muslimah untuk pendamping. Saya begitu banyak dapat tawaran, sampai saya tak habis fikir, Allah seperti memberikan saya satu term atau batch untuk penyeleksian.
Akhirnya setelah konsultasi dengan papa tentang masalah penyeleksian terhadap calon anaknya. Saya memutuskan untuk berani berta'aruf dengan kamu. Kamu adalah yang terakhir di dalam urutan batch tersebut.
Kalaupun di akhir cerita ternyata berhasil. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Rabb pemilik Alam semesta. Kalaupun gagal, saya yakin pasti ada batch selanjutnya. Karena Allah itu baik, Tiada Tuhan selain Dia, Maha Suci Allah Tempat berdo'a dan menggantungkan harapan. Tidak akan pernah mengecewakan orang-orang yang berdo'a dan yakin. Dan Dialah yang membuat sesuatu indah pada waktunya :) .
Wassalaam
(Untuk mengingatkan kita, bahwa hidup ini adalah kumpulan-kumpulan pilihan, kita memilih Rabb kita menetapkan)

Minggu, 01 April 2012

Wanita: Sempurnanya Penciptaan Manusia



Publikasi: 27/12/2001 14:22 WIB
eramuslim - Empat belas abad yang lalu, Islam telah meletakkan hukum yang jelas dan sahih. Wanita diletakkan sebagai kaum yang mulia dan dihormati. Setinggi apapun kemuliaan seorang lelaki, pasti ada kemuliaan yang serupa untuk kaum wanita.
Wanita tidak diciptakan sebagai "alas kaki" kaum lelaki, malah wanita menduduki tangga teratas sebagai individu yang paling dihormati dalam sesebuah keluarga Islam.
Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang pada hakikatnya merupakan perlambang sifat keras hati yang dimiliki sebagai sifat dasar seorang wanita. Karena wanita dijadikan sebagai kaum yang lemah dari aspek fisik, mereka hanya mampu menggunakan kekuatan spiritual ini untuk mengimbangi kekuatan lahiriah kaum hawa. Anugerah dasar ini melengkapi apa yang tidak mereka miliki.
Tulang rusuk yang awalnya bengkok merupakan gambaran sifat fisik dan mental yang cukup istimewa meskipun pada dasarnya, ia merupakan sifat dasar yang tidak seimbang. Meluruskannya menjadi tanggung jawab yang cukup berat untuk dipikul kaum lelaki. Lantaran keupayaan kaum lelaki sebagai khalifah di bumi Allah, maka kaum lelaki juga diberikan tanggungjawab sebagai pembimbing kepada kaum hawa ini.
Keistimewaan seorang wanita berawal dari masa anak-anak. Sejak kehidupan seorang wanita, dia dilahirkan dan sewajarnya di asuh dengan segala kelembutan -yang membedakannya dengan anak-anak lelaki.
Memasuki usia gadis, seorang wanita mulai dibekali dengan sifat dasar yang kian lengkap. Kaum hawa pada peringkat ini mulai mengalami perubahan sifat menjadi lebih sensitif, keras hati dan mungkin agak pemalu. Sifat-sifat ini membentuk kepribadian yang tidak seimbang. Lantaran itulah kaum wanita dikatakan sebagai lebih cepat matang dibanding kaum lelaki akibat perubahan mental, fisik dan spiritual yang dialaminya.
Namun kematangannya itu lebih dipengaruhi oleh pembentukan emosi yang senantiasa memerlukan bimbingan.
Dunia wanita sebagai seorang istri dari perspektif Islam juga meletakkannya sebagai individu di sebelah suaminya. Sebagai istri, wanita diletakkan pada kedudukan tertinggi kedua setelah suami, tetapi tidak berarti dia tidak perlu dihormati oleh suaminya.
Lebih lanjut, wanita sebagai seorang ibu diangkat derajatnya lebih tinggi daripada seorang bapak. Seperti diriwayatkan di dalam hadist, "syurga itu di bawah telapak kaki ibu" (riwayat Bukhari). Derajat seorang ibu itu mampu mengatasi segalanya selama dia tetap menjaga kedekatannya dengan Allah dan agamanya. Hal ini karena peranan dan tanggungjawab seorang ibu untuk mendidik anak-anaknya itu jauh lebih berat daripada tanggungjawab seorang suami dalam mendidik istrinya.
Ibu merupakan penentu terbesar dalam pembinaan akhlaq dan citra diri seorang anak. Dialah yang bertanggungjawab mendidik dan membesarkan anaknya. Meskipun ada bantuan dari pihak suami, tetapi peranan dan tanggungjawab suami sebagai pembina keluarga, mencari nafkah dan sebagainya memberikan implikasi bahwa, sebagian besar tanggungjawab pembentukan diri anak-anak tertumpu di bahu si ibu.
Wanita sering dikaitkan dengan daya sensitifnya yang sering dikatakan sebagai sesuatu yang berlebihan. Namun disadari atau tidak, sensitifitas milik kaum hawa inilah yang membuatnya mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai seorang gadis, isteri dan ibu yang sempurna. Tanpa sensitifitas ini, mereka tidak akan peka pada setiap kehendak dan keperluan dalam kehidupan. Dan sensitifitas ini merupakan satu keistimewaan yang cukup berarti, karena dengannya, wanita mampu melahirkan cinta dan kasih sayang, baik sebagai istri kepada suaminya maupun seorang ibu kepada anak-anaknya.
Wanita dilihat dari kaca mata Islam adalah sosok sempurnanya penciptaan manusia. Dia dicipta untuk melahirkan, menyabung nyawa demi memelihara anak. Islam menobatkan kaum wanita pada kedudukan yang tinggi tanpa sedikitpun penghinaan, meletakkannya sebagai bidadari syurga atas segala keistimewaan miliknya selama ia pelihara.
Oleh karena itu, bagi kaum wanita, bersyukurlah karena anda dilahirkan sebagai kaum yang cukup istimewa. Mampu menghadapi saratnya tanggungjawab meskipun dikategorikan sebagai kaum yang lemah. Anda memiliki "kekuatan" yang tak tertandingi oleh kaum lelaki yang seharusnya anda hormati. Namun kelebihan ini bukanlah alasan untuk bertepuk dada.
Setinggi apapun derajat kaum hawa diangkat, sehebat apapun seorang wanita sebagai seorang individu, dan sebesar apapun kesuksesan yang diraihnya, tetap memerlukan lelaki sebagai pelindungnya. Dan Maha Besar, Maha Suci Allah yang menciptakan lelaki dan wanita, perpaduan kekuatan dan kelemahan yang saling memerlukan, saling melengkapi dalam kehidupan.
Kaum hawa dicipta dari rusuk Adam, bukan dari kepalanya untuk dijadikan atasnya, bukan dari kakinya untuk dijadikan alasnya, melainkan dari sisinya, untuk dijadikan teman hidupnya, dekat pada lengannya untuk dilindungi dan dekat pada hatinya untuk dicintai..... (bay/sumber: melayu.com)

Jumat, 30 Maret 2012

Sumber Syahwat Itu Bernama: Perempuan!



Publikasi: 05/08/2003 10:06 WIB
eramuslim - Dalam Qur'an Surat Ali Imran ayat 14 dikatakan syahwat manusia kecenderungan pertama berasal dari perempuan. "Dihiasi manusia dengan syahwat yang muncul dari perempuan dan anak-anak....."
Dalam surat ini dikatakan "manusia", bukan saja laki-laki. Artinya seluruh manusia memiliki syahwat kepada perempuan. Kalau dikatakan "manusia" artinya mencakup laki-laki dan perempuan juga. Kalau laki-laki memiliki syahwat kepada perempuan itu sudah normal, tapi bagaimana dengan perempuan terhadap perempuan?
Dalam kajian tafsir di Maqdis Bandung, ustadz Saiful Islam Lc menjelaskan maksud ayat ini kurang lebih sebagai berikut:
Seorang perempuan bila melihat perempuan lain lebih cantik dari padanya, lebih baik dari dirinya, apakah itu pakaiannya, tas, sepatu, rumah, jilbab, perabotan dan lain-lain, biasanya langsung timbul keinginan dalam hatinya untuk bisa juga seperti orang yang dilihatnya itu atau memiliki keinginan untuk memiliki juga benda yang ada pada perempuan yang dilihatnya. Beda dengan laki-laki, laki-laki biasanya tidak timbul syahwatnya melihat sesamanya mengenakan pakaian bagus, lebih tampan, ujar Ustadz Saiful melanjutkan.
Biasanya dialog yang terjadi jika perempuan bertemu dengan perempaun lain antara lain, "Jilbabnya bagus, beli dimana? saya jadi ingin beli juga euyh" atau "model baru ya, bagus sekali, antarkan saya dong, saya mau beli juga"!!
Suatu hari sayapun pernah menjadi "korban", waktu itu saya melihat teman memakai baju baru dan menurut saya bagus. Saya membayangkan, sayapun akan lebih tampak cantik jika memakai baju itu.
Tiba-tiba saja secara spontan saya katakan "Mbak bajunya bagus, beli dimana, berapa semeter, ongkos jahitnya berapa", buntut-buntutnya saya minta diantarkan ke toko tempat ia membeli kain.
Selang berapa detik saya ingat surat Ali Imran ayat 14 beserta taushiah ustadz agar menghindari bahaya syahwat yang muncul dari perempuan. Akhirnya saya katakan, "nggak jadi deh mbak, lain kali saja".
Pantas saja sebelum meninggal, Rasul berpesan agar benar-benar melindungi perempuan, tidak saja banyak fitnah yang ditimbulkan oleh perempuan, tapi juga syahwat (keinginan) yang dapat menjerumuskan manusia kedalam kebinasaan.
Laki-laki bergairah mencari nafkah bisa disebabkan karena perempuan. Laki-laki melakukan KKN, pekerjaan tercela dan perilaku binatang bisa juga disebabkan karena perempuan. Perempuan, adalah makluk yang luar biasa, dari rahimnya lahir manusia setingkat Rasulullah dan sehina Fir'aun.
Pesan Rasulullah kepada perempuan, hati-hatilah dalam kehidupan dunia, jangan jadi penggoda, sebagaimana perempuan juga suka digoda. Wallaahu'alam.
Yesi Elsandra
yelsandra@yahoo.com

Ketika Akhirnya Saat Memutuskan Itu Tiba ...



Publikasi: 25/07/2003 10:11 WIB
eramuslim - Ketika akhirnya saat memutuskan itu tiba… Aku tahu aku kehabisan cara untuk mencari-cari alasan, hal yang selalu aku lakukan saat berhadapan dengan kata: menikah. Bayangan tentang sosok seorang pria yang akan selalu ada disampingku selama aku ada di dunia, seseorang yang akan jadi orang yang paling tahu tentang diriku, bahkan lebih dari ibuku. Lalu aku merasa akan tertelanjangi luar dalam. Rasa ini yang mungkin pernah membuatku ragu untuk segera menikah.
Aku memang seorang perempuan yang tak ingin merasa terikat. Aku selalu membayangkan diriku seekor kijang yang berlari dengan bebasnya di dalam rimba raya tanpa ada siapapun dan apapun yang membuat kaki lincahnya berhenti melompat. Kenikmatan dalam melakukan keinginan-keinginanku nampaknya membuatku begitu segan memiliki seseorang yang aku pikir bisa membuat langkahku terseret. Sementara rimba ini begitu luas dan aku cuma ada ditepian sebuah danau saja. Aku masih ingin melakukan apa pun kemanapun sesuai keinginan. Menikmati hidangan Allah di alam ini. Tak peduli apa yang orang katakan, tak peduli apa yang orang inginkan denganku. Aku merasa paling berhak dengan kehidupanku. Sosok suami bisa menjadi hambatan bagi kemajuan seorang perempuan karena ia dituntut untuk patuh pada suaminya. Mungkin itu gambaran yang sedikit banyak mempengaruhi pikiranku. Belum lagi ketika harus hadir seorang anak.
Namun kini ketika tiba-tiba ada sebentuk cinta sederhana yang ditawarkan kepadaku, aku termanggu. Tak bisa aku berkata. Tulus, apa adanya. Segala teori dan argumentasiku membisu. Tiba-tiba ada rasa aneh yang mengelus rasaku, dan aku tahu itu kerinduan. Rasa ingin dilindungi, rasa nyamannya berteduh. Rasa ingin disayangi, ingin menjadi orang yang istimewa untuk seseorang, ingin merasakan indahnya berkorban, bahagianya memberi. Bagaimana rasanya dipaksa untuk memahami orang lain hingga keterpaksaan itu bermuara pada keikhlasan. Ingin mencoba memaknai kepatuhan dari sudut pandang Allah, merasakan apa maksud Allah menyuruh seorang istri patuh pada suaminya.
Rasa ini menjelma menjadi sujud-sujud panjang yang basah di tengah sunyinya malam. Begitu lama aku belum lagi merasakan kemesraan berkhalwat dengan-Nya. Entah mengapa hadirnya nama seorang pria membuatku ingin sekali lagi memeluk Allah dan berbisik; Tuhan, diakah cinta dari-Mu? Allah… benarkah ini?...
Ditawarkan sebuah cinta dari hamba-Nya, aku malah berlari mengejar kasih-Nya. Malam-malam sunyi yang biasanya membuaiku kini aku terangi dengan rakaat-rakaat panjang diakhiri bisikan basah yang jatuh di tanganku. Memohon ilmu-Nya yang menyamudra memilihkan yang terbaik untukku. Menyerahkan jiwa ragaku dalam tangan-Nya. Meluaskan hati ini untuk cinta-Nya. Aku benar-benar merasa jatuh cinta pada-Nya. Duhai… apakah ini?... Hadirnya pria itu membuatku begitu dekat dengan Allah. Inikah jawabannya, Kekasih?...
Kebersamaanku dengan Allah menuaikan keyakinan dalam diriku. Dia seperti membisikkan entah dengan apa, tapi aku merasa yakin ini benar, bahwa inilah jalan kebaikan yang Allah bukakan untukku. Pintu ini dan saat ini.
Maka ketika Allah telah membuka pintu-Nya untukku, seberapa hebatkah diriku menolak untuk melangkah ke dalamnya? Mungkin aku tak tahu apa yang akan aku hadapi saat melewati teras rumah-Nya, tapi aku tahu Dia ada bersamaku, di dalam diriku.
Dan aku akan punya seseorang yang akan selalu menggandeng tangan dan menguatkan langkahku, menuju diri-Mu, Allah…

Dear Ukhti-ukhtiku...



Publikasi: 10/12/2003 12:20 WIB
eramuslim - Dear ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, apa kabar iman-mu hari ini? Semoga Allah Yang Maha Indah selalu memberi keindahan padamu dan melindungimu dari segala keburukan
Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah, sebaik2 perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan "perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami." (HR.Ibnu Hibbab dari Abu Hurairah)
Ukhti-ukhtiku,
Pagi ini aku membaca sebuah buku didalamnya terdapat 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah.
Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tsb adl:
1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.
2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah
3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu org yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang
4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah
6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wannita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.
Ukhi-ukhtiku yang kucintai karena Allah Begitu indah menjadi wanita Dengan kelembutan dan kasihnya Dapat merubah dunia
Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah Agar negeri menjadi indah Karena dirimu adalah tiang negeri ini
Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah Tidakkah dirimu galau
Melihat keadaan negeri saat ini Apa yang akan kau katakan pada anakmu kelak Saat ia bertanya mengapa negeriku sperti ini?
Jadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah Karena esok negeri ini ditangan generasi kita
Ukhti-ukhtiku yang kucintai karena Allah Begitu indah menjadi istri Setiap perbuatannya merupakan pahala untukmu Lakukan dengan ikhlas karena Allah Insya Allah dunia akhirat ada ditanganmu
Ukti-ukhtiku yang kucintai karena Allah Semoga Allah yang Maha baik Menjadikan kita wanita dan istri sholehah Membantu dan membimbing kita untuk tetap dijalanNya Amiin.
Untuk ukti-ukti ku dimanapun dirimu berada... miss U